Dicobanya memeras kenangan masa kecil yang akan memberitahunya apakah London memang selalu seperti ini sejak dulu. Sudah selalu dan sejak dulukah pemandangan rumah-rumah abad kesembilan belas yang lapuk itu, yang sisi-sisinya menjulang dengan balok-balok kayunya, jendela-jendelanya bertambal-tambal kardus keras dan atapnya tambal-sulam lembaran seng, tembok-tembok tamannya bercuatan centang perenang? Dan, tempat-tempat yang dibom, dengan debu plaster semen melingkar-lingkar di udara, serta sulur-sulur pepohonan willow terserak di atas timbunan puing; dan tempat-tempat bom menyapu petak lahan luas yang di situ lalu bermunculan kerumunan rumah kayu kumuh seperti kandang ayam itu? Tetapi percuma, dia tidak bisa mengingat; tak ada yang tersisa dari masa kanaknya, kecuali rangkaian tablo dalam cahaya benderang, yang muncul